Gunung Merapi menjadi salah satu gunung yang masuk sebagai proyek dekade ini. Hal tersebut terjadi karena gunung ini mempunyai tingkat letusan yang cukup tinggi. Beberapa sumber menjelaskan, bahwa Gunung Merapi mengalami letusan sejkal 1548. Perhitungan yang dilakukan para ahli, gunung terebut bakal kembali meletus setelah dua atau lima tahun sekali. Perkiraan ini tentu saja membuat warga harus tetap waspada, mengingat permukiman padat penduduk tidak jauh darinya. Menurut catatan lain, Gunung Merapi disebut juga dengan nama Mandrageni. Konteks ini tidak lepada dari konsep gunung berapi itu sendiri. Sedangkan untuk catatan usia, Gunung Merapi memiliki usia termuda dibandingkan dengan beberapa gunung lain di Yogyakarta.
Gunung ini terbentuk alami karena aktivitas pada zona subduksi lempeng Indo-Australia. Meskipun begitu, gunung yang baru dipublikasikan tahun 1989 tersebut mempunyai panorama yang sangat indah. Puncak Gunung Merapi kerap menjadi tujuan para pendaki. Tetapi berhubung kondisi gunung yang berada pada status waspada, Anda meski kembali memikirkan kembali untuk melakukan pendakian. Para ahli memperkirakan, bahwa aktivitas pra Merapi sendiri berlangsung 700.000 hingga 400.000 tahun yang lalu. Perjalanan panjang tersebut menciptakan gunung-gunung lain yang berada disekitarnya. Selain itu, berbagai sumber juga menyebutkan tentang periode lain yang mengawal terbentuknya Gunung Merapi seperti sekarang. Pada akhir tahun 2006, pakar geologi menyatakan terdapat ruang raksasa dibawah gunung tersebut.