Berbagai Informasi Tentang Tari Merak

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki keanekaragaman budaya yang tinggi. Setiap daerah di Indonesia memiliki budaya dan seni yang berbeda yang telah diwariskan selama beberapa dekade. Salah satu bentuk warisan budaya tersebut adalah tarian. Setiap tarian tradisional yang dibuat selalu memiliki nilai filosofis yang tinggi. Selain itu, beberapa tarian tradisional juga terinspirasi dari kejadian maupun fenomena alam. Salah satunya adalah Tarian Merak. Sama seperti namanya, tarian tradisional ini memang mengambil inspirasi dari burung Merak. Keindahan burung Merak menjadi salah satu hal yang menginspirasi berbagai gerakan yang ada pada tarian ini.

Mengenal Tarian Merak

Tarian Merak adalah salah satu tarian tradisional yang asalnya dari Jawa Barat. Tarian ini diciptakan pertama kali pada tahun 1950-an oleh Raden Tjetjep Somantri yang merupakan salah satu koreografer terkenal. Ia membuat beberapa gerakan tarian asli dari Tarian Merak. Kemudian, gerakan yang ada pada Tarian Merek direvisi oleh Irawati Durban Arjon. Proses revisi ini disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sehingga, ada beberapa gerakan tambahan yang ada pada Tarian Merak. Selain itu, proses revisi Tarian Merak juga terjadi pada tahun 1985. Tarian Merak yang saat ini berkembang dapat dilakukan oleh tiga orang penari. Selain itu, para penari juga bisa mengambil formasi berpasangan ketika menarikan Tarian Merak tersebut.

Tarian Merak terinspirasi dari kebiasaan burung Merak jantan. Umumnya, setiap burung Merak jantan akan mengepakkan bulunya untuk menarik burung merak wanita. Sehingga, keindahan dari bulu burung Merak jantan inilah yang menjadi inspirasi diciptakannya Tarian Merak. Setiap gerakan yang ada pada Tarian Merak memiliki makna dan nilai. Salah satunya adalah rasa syukur kepada Tuhan karena banyaknya keindahan alam. Hal ini disimbolkan dengan indahnya bulu burung Merak. Selain itu, gerakan para penari Tarian Merak yang rapi, lembut, dan indah juga menjadi simbol tentang kehalusan budi pekerti yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.

Hal menarik dari Tarian Merak adalah busana atau kostum yang digunakan oleh para penari. Umumnya, busana penari Tarian Merak didominasi dengan corak bulu burung Merak. Hal ini dilakukan untuk menggambarkan burung Merak dengan sejelas mungkin. Selain itu, warna yang sering digunakan pada tarian Merak adalah biru, hitam, dan hijau yang senada dengan warna bulu burung Merak Jantan. Selain itu, para penari juga akan menggunakan beberapa aksesoris yang lain seperti siger, sabuk, sayap burung Merak, gelang, sampur, dll. Hal ini dilakukan agar tarian Merak tersebut dapat menggambarkan secara jelas seperti apa burung Merak tersebut. Sementara itu, untuk mengiringi para penari dalam melakukan gerakan tarian Merak, ada gamelan yang digunakan sebagai alat musik. Gamelan ini memainkan Gending Manding Ucul.

Menjaga Warisan Budaya Tarian Tradisional

Tarian Merak merupakan salah satu warisan budaya yang harus dijaga agar tidak punah atau diklaim oleh negara lain. Hal ini dikarenakan nilai sejarah yang ada pada Tarian Merak serta tarian tradisional lain yang sangat berharga. Selain itu, ada banyak nilai filosofis yang bisa menjadi sumber pengetahuan bagi generasi muda. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melestarikan tarian tradisional adalah dengan mempublikasikan artikel mengenai tarian tradisional tersebut. Artikel tersebut bisa berisi tentang sejarah, makna filosofis, dan gerakan tarian tradisional. Masyarakat bisa mempublikasikan artikel tentang tarian tradisional pada media khusus seperti Lahana Media. Sehingga, akan ada banyak orang yang membaca dan mengetahui tentang tarian tradisional.