Unsur Ekstrinsik Cerpen

Di samping unsur pembangun cerita dari dalam (unsur intrinsik), suatu karya tulis seperti cerpen juga memiliki unsur yang membangun cerita dari luar. Unsur dari luar inilah yang disebut dengan unsur ekstrinsik. Unsur ini dapat ditemukan pada novel maupun pada cerpen.

Beberapa Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik cerpen ada banyak, yaitu sebagai berikut:

  1. Latar belakang pengarang

Unsur ekstrinsik pada cerpen salah satunya adalah latar belakang pengarang. Maksudnya, latar belakang pengarang akan mempengaruhi cerpen yang ditulis pengarang. Misalnya, pengarang adalah seorang pelajar, maka kemungkinan besar si pengarang ini akan menggunakan pelajar sebagai tokoh dalam cerpen karangannya.

Walau ada pengarang yang menggunakan pengalaman orang lain untuk bahan membuat cerpen, tidak sedikit pengarang yang membuat cerpen berdasarkan pengalaman pribadinya yang kemudian dimodifikasi.

Hal ini kerap terjadi karena menulis sesuatu yang pernah dialami kemudian memberinya bumbu imajinasi cenderung lebih mudah daripada mengarang segala sesuatunya secara total.

  1. Latar belakang masyarakat

Mirip dengan latar belakang pengarang, latar belakang masyarakat tempat pengarang tinggal juga dapat mempengaruhi cerpen yang dibuat. Misalnya, pengarang yang berasal dari wilayah pedesaan dapat membuat cerpen dengan latar belakang pedesaan.

Latar belakang ini akan membantu pengarang untuk mengarang jalannya cerita bahkan mempengaruhi isi cerita.

  1. Biografi yang memaparkan biodata

Selain latar belakang pengarang dan latar belakang masyarakat, unsur ekstrinsik pada cerpen juga termasuk biografi yang memaparkan biodata pengarang. Dari biografi inilah pembaca dapat mengetahui dan mengenal lebih dalam tentang pengarang. Pasalnya, biografi tak hanya berisi biodata.

Biografi juga mencakup riwayat hidup serta pengalaman pengarang secara lengkap dan menyeluruh.

  1. Aliran sastra yang mempengaruhi gaya bahasa

Pengarang cerpen menyampaikan kisah atau cerita melalui kata demi kata yang disusun sedemikian rupa hingga membentuk kalimat. Dari susunan kata tersebutlah pengarang berusaha untuk menyampaikan amanat atau pesan moral kepada pembaca.

Cara pengarang menyusun kata hingga menjadi suatu cerita yang utuh inilah yang disebut dengan gaya bahasa. Gaya bahasa pengarang tidak dapat terbentuk begitu saja, melainkan melalui proses yang panjang dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi gaya bahasa pengarang dalam menyampaikan cerita adalah karya sastra yang dibacanya.

Pasalnya, ketika seorang pengarang menemukan karya sastra yang sesuai dengan seleranya, biasanya pengarang tersebut akan berusaha untuk meniru gaya penulisan yang sama hingga akhirnya membentuk gaya menulisnya sendiri.

  1. Kondisi psikologis

Kondisi psikologis pengarang sangat mempengaruhi penulisan suatu cerpen. Pasalnya, kondisi psikologis penulis saat menulis cerpen dapat berbeda-beda.

Bisa saja pengarang menulis cerpen dalam keadaan senang di suatu hari, kemudian di hari berikutnya tidak mood menulis karena sedang sedih sehingga membuat hasil karangannya kurang memuaskan.

Suka dan duka yang dapat mempengaruhi mood pengarang ketika menulis cerpen inilah yang dimaksud dengan kondisi psikologis.

Unsur ekstrinsik cerpen memang tidak membangun cerpen dari dalam layaknya unsur intrinsik. Namun, secara tidak langsung unsur ini menopang cerita dari luar sehingga seorang pengarang dapat menghasilkan karya seperti cerpen anak yang dapat dinikmati pembaca.

Unsur ekstrinsik ini juga dapat menjadi salah satu penyebab atau pemberi motivasi bagi suatu pengarang untuk menulis cerpen anak. Mungkin saja alasannya karena pengarang ingin membagi masa kecilnya yang menyenangkan dengan pembaca. Mungkin juga karena pengarang ingin menyampaikan pesan moral yang penting.